11 February 2015
NGAJI HIKAM BAB 2
1) Assalamualaikum tweeps... inilah #NgajiHikam BAB-2. Selamat mengikuti tweeps.
2) Ibnu Athaillah brkata: “Kehendakmu utk tajrid tatkala Allah tempatkanmu pd status asbab, adalah syahwat yg tersembunyi.” #NgajiHikam >>
3) >> “Sedangkan kehendakmu pd asbab tatkala Allah menempatkanmu pd status tajrid, adalah kemerosotan dr cita2 yg tinggi” #NgajiHikam
4) Hikmah ini berkisar pd 2 poros; yg 1 disebut “tajrid”, yang 1 lagi disebut “asbab”. Apakah arti dari dua kalimat itu? #NgajiHikam
5) Kita selalu dihadapkan pada 2 keadaan ini, tajrid dan asbab. Maka penting bagi kita tuk mengilmui keduanya. #NgajiHikam
6) [1] seseorang mendapati dirinya tersandera oleh alam asbab (sebab-sebab dan perantara). #NgajiHikam
7) Kemana dia bergerak, dia tidak bisa menghindar dari sebab2 dan perantara. Inilah yg disebut keadaan “asbab”. #NgajiHikam
8) [2] Seseorang mendapati dirinya terjauhkan dari pengaruh asbab; ia tidak memiliki jalan menuju asbab, #NgajiHikam
9) Keadaan ini disebut keadaan “tajarrud” atau “tajrid” (terlepas dari sebab-sebab dan perantara). #NgajiHikam
10) Nah, tiap mukmin harus melihat status yg telah ditentukan Allah untuk dirinya, lalu dia beramal sesuai dengan status itu. #NgajiHikam
11) Ia tidak boleh terburu mengikuti kemauannya sendiri tatkala menerapkan tatanan asbab atau tajrid #NgajiHikam >>
12) >> dengan tanpa terlebih dahulu memperjelas keadaan & posisi yg telah ditentukan Allah utknya. #NgajiHikam
13) Jika yang terjadi sedemikian halnya, maka sesungguhnya ia sedang menuruti kemauannya sendiri #NgajiHikam >>
14) >> meskipun di permukaan tampaknya ia sedang menjalankan perintah Allah & melaksanakan hukum2-Nya.
15) Demikian arti hikmah BAB-2 ini. Namun mari kita uraikan hikmah ini melalui gambaran2 dari peristiwa2 yang kita alami. #NgajiHikam
16) Seseorang yg diberi wewenang oleh Allah menjadi kepala rumah tangga, dengan seorang istri & beberapa anak. #NgajiHikam
17) Dg demikian, dia telah diliputi sebab2 yg menariknya untuk mencari rezeki dan bekerja keras untuk memperoleh rezeki. #NgajiHikam
18) Bayangkan kalau org ini berusaha naik pada tingkatan kesalehan & ketakwaan, menuju tangga tauhid & tawakal #NgajiHikam >>
19) >> seraya berkata dalam hatinya: aku tidak perlu lagi ke pasar, tak perlu lagi bekerja keras untuk mendapatkan rezeki, #NgajiHikam >>
20) >> Karena aku yakin dg firman Allah: Maka mintalah rezki itu di sisi Allah. (QS al-‘Ankabut [29]: 17) #NgajiHikam
21) Aku akan melepaskan diri dari kesibukan duniawi, dari kesibukan di pasar, menuju ibadah kepada Allah. #NgajiHikam
22) Lalu org ini pun berhenti ke pasar, tak lagi bekerja dg dalih bahwa ia akan menenggelamkan diri dalam lautan tauhid. #NgajiHikam
23) Dia tak lagi berhubungan dg sebab2, krn ia telah memandang pada Dzat yg menciptakan sebab2 itu (Allah SWT)! #NgajiHikam
24) Maka org ini adalah contoh yg pas utk hikmah ke-2 Ibnu ‘Aṭa’illāh ini, dan ia harus diperingatkan dg hikmah itu. #NgajiHikam
25) Kita katakan kpdnya: “Kehendakmu utk tajrid tatkala Allah menempatkanmu pd status asbab, merupakan syahwat tersembunyi.” #NgajiHikam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment